top of page
Gambar penulisWimpow Panjaitan

Dengan Saudara atau Sahabat?

Diperbarui: 31 Mar 2023

Dengan Teman bersimpati, dengan Sahabat berempati, dengan Saudara tempat kembali, mana yang lebih pas kalau ingin berusaha atau berbisnis? Apakah perlu ada harga Teman, harga Sahabat atau harga Saudara?

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam seorang manusia yang memiliki banyak Sahabat, Abu Bakar Radhiyallahu anhu misalnya, seorang Sahabat yang masuk Islam pertama kali, yang dimaksud Sahabat Rasul sendiri adalah yang pernah bertemu Rasul, Beriman, dan meninggal dalam keadaan Islam. Dalam suatu hadits riwayat Bukhari, dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Rasulullah pernah berbincang dengan Sahabatnya :

Beliau bersabda, ‘Kalau kalian adalah para Sahabatku. Saudara-saudaraku adalah mereka (orang-orang beriman) yang belum ada sekarang ini dan aku akan mendahului mereka di telaga.’

Ternyata umat Islam yang tidak bertemu Rasul, tapi mencintai dan mengikuti serta percaya kepada Rasulullah adalah Saudara Rasulullah yang dirindukan, Masya Allah.


Dalam kehidupan sehari-hari, kerinduan pada Saudara sepertinya melebihi kerinduan pada Sahabat, tetapi dalam berbisnis harus tetap adil, mana yang bentuk komersial (mu'awadhah) dan bentuk tolong-menolong (tabarru), harus sesuai dengan akadnya.


Namun yang menjadi sempurna adalah Islam mengajarkan akhlak, baik komersial maupun tolong menolong, sesuai akad komersial tapi tidak membudakkan orang lain, sesuai akad tabarru tapi tidak menyinggung orang yang ditolong.


Sehingga baik dengan Sahabat atau Saudara, atau Teman, atau mungkin Orang Tua, baik akadnya, transaksinya, harganya atau lainnya, harus sesuai dengan ilmunya, harus sesuai dengan aturannya, harus sesuai dengan bidangnya, yaitu Muamalah Maliyah, sehingga adil, apalagi ditambah dengan akhlak, Masya Allah, sempurna.


Wallahu a'lam bishawab

bottom of page