top of page

Jangan Sampai Krisis Ekonomi dan Politik

Diperbarui: 1 Jun 2023

Tanggal 5 Juli 2022, mata uang Rupiah kembali melemah terhadap Dollar Amerika Serikat, angkanya menembus 15 Ribu Rupiah, tepatnya Rp. 15.029,85 dan trennya dalam 1 bulan terakhir terus melemah*.


Bukan hanya lemahnya Rupiah, ekonomi Indonesia sepertinya tidak sedang baik-baik saja, perekonomian negara sepertinya tidak terurus dengan baik, masih terasa peristiwa yang lalu, minyak goreng langka dipasaran, inflasi terus meningkat, bahkan inflasi bahan pangan mencapai 10% lebih**.


Masyarakat yang berpendapatan 1 juta hingga 3 juta per-bulan, setelah terhantam oleh pandemi covid-19, terpaksa harus menghadapi beban kehidupan yang sangat berat. Mayoritas pengeluaran mereka adalah konsumsi makanan dan bahan bakar bensin, yang keduanya mengalami kenaikan yang cukup signifikan, disisi lain kemampuan mereka membayar cicilan semakin melemah***.


Dilain pihak, kelas menengah menambah saldo tabungan mereka***, mungkin untuk berjaga-jaga karena adanya ketidakpastian ekonomi, sementara pertumbuhan kredit tidak bisa dibilang memuaskan.


Belum lagi persoalan politik, baik dalam maupun luar negeri yang ikut mempengaruhi, didalam negeri suhu politik Pilpres 2024 sudah mulai memanas.


Sesungguhnya, dalam perekonomian konvensional, sudah tidak asing dengan ketidakstabilan ekonomi, politik ekonomi yang penuh dengan konflik, peredaran uang yang menggelembung di sektor non riil, persaingan yang tidak seimbang dan masih banyak lagi.


Berbagai negara seolah berganti-gantian mengalami krisis ekonomi, yang sebagiannya harus mengalami krisis multidimensi, mulai dari krisis pemerintahan (goverment shut down) hingga krisis kemanusiaan.


Teringat dengan krisis tahun 1998, Indonesia menjadi kacau balau, penulis merasakan betul jatuhnya perekonomian individu, keluarga dan masyarakat, bahkan bukan hanya jatuhnya perekonomian tetapi juga jatuhnya harkat dan martabat sebagian manusia saat itu.


Ekonomi dan Politik memang dua hal yang teramat sangat berpengaruh terhadap kehidupan didunia, jika saja keduanya mengalami krisis, maka sudah bisa diprediksi kehidupan kita akan mengalami goncangan, Naudzubillah min dzalik.


Tapi biar bagaimanapun, optimisme tetap harus ditanamkan, prepare for the worst hope for the best, tetap menjaga prasangka baik terhadap pemerintah, sambil terus berusaha dan berdoa untuk yang terbaik, serta tidak lupa untuk saling tolong-menolong , saling mengingatkan bahwa hanya kepada Allah Azza wa Jalla kita menyerahkan diri , baik secara aqidah, ibadah maupun Muamalah.


Wallahu a'lam bishawab



Referensi :

*Google keywords : Dollar ke Rupiah

***https://ekonomi.bisnis.com/read/20220409/9/1521100/survei-bank-indonesia-konsumsi-masyarakat-naik-pada-maret-2022

bottom of page