top of page
Gambar penulisWimpow Panjaitan

Kaya dalam Islam: Lebih dari Sekadar Tujuan Materi

Semakin dalam seseorang tenggelam dalam hidup, semakin tinggi keinginannya untuk sukses.


Kondisi kontemporer saat ini, setelah melewati masa pandemi, menjadi titik balik bagi banyak orang untuk mempertanyakan arah hidupnya. Mereka tidak hanya berkeinginan untuk hidup lebih baik, tetapi juga berkeinginan untuk mewujudkan mimpi-mimpinya yang lebih besar.


Generasi Milenial dan generasi Z khususnya, harus menghadapi kenyataan bahwa kehidupan saat ini dan masa yang akan datang, akan menjadi sebuah tantangan yang teramat sangat besar.


Sebuah studi yang dilansir oleh salah satu portal berita*, menjelaskan bahwa generasi Milenial harus menghadapi situasi yang kurang mendukung untuk menjadi kaya raya. Beberapa penyebabnya adalah kondisi pasar yang buruk, sehingga membatasi peluang bagi generasi Milenial untuk meningkatkan kekayaan, selain itu fakta bahwa harga properti yang semakin tinggi, biaya pendidikan yang semakin mahal, membuat generasi Milenial semakin memiliki banyak utang.


Keadaan yang demikian seharusnya membuat kita berpikir ulang, apakah kekayaan menjadi tujuan utama dalam hidup?, memang benar manusia akan selalu condong kepada harta (mal), tetapi apakah harta itu adalah tujuan manusia hidup di dunia.


Penulis yakin jawabannya adalah harta apalagi menjadi orang kaya bukanlah tujuan hidup manusia di dunia, manusia hidup di dunia adalah untuk beribadah kepada Allah Azza wa Jalla, menjadi Khalifah di dunia, bertanggung jawab terhadap kepemimpinannya, dan akan mendapatkan balasannya kelak di akhirat.


“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS: Adz-Dzariyat: 56)
"(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” (QS: Al-Baqarah: 30)

Harta adalah media dan alat bagi manusia untuk bisa beribadah kepada Allah Azza wa Jalla, menjadi media dan alat agar tugas sebagai Khalifah bisa tercapai dengan baik. Harta digunakan untuk menyebarkan kebaikan, menyebarkan dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia, untuk berjihad dijalan Allah Azza wa Jalla.


Islam telah memberikan cara dan metode bagi manusia untuk menjadi kaya, bisa melalui tijarah (perdagangan), bisa melalui mudharabah (permodalan), bisa melalui syirkah (perusahaan), dan lain sebagainya. Tidak hanya itu Islam juga telah memberikan sistemnya agar manusia mempunyai peluang yang besar untuk menjadi kaya dan sejahtera, melalui sistem uang logam emas dan perak (dinar dan dirham), melalui pendirian lembaga Baitul Mal, penghapusan pajak dan bea cukai, dan lain sebagainya.


Maka tidak heran banyak sekali Muslim yang kaya saat Islam diterapkan secara kaffah, seperti Abdurahman bin Auf, Utsman bin Affan (kekayaannya bahkan masih ada hingga saat ini) Radhiyallahu anhuma, dan lain sebagainya. Bahkan pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz, tidak ada satu orang-pun yang berhak mendapatkan zakat, berbanding terbalik dengan Eropa yang saat itu berada dalam masa kegelapan (The Dark Age).


Oleh karena itu jika ingin diikuti cara berpikir orang saat ini yang memiliki tujuan menjadi orang kaya, maka kaya bukanlah sekedar tujuan materi, tetapi lebih dari itu, kaya juga bertujuan non materi, karena akad muamalah dalam Islam yang paling banyak jenisnya, adalah akad tolong-menolong.


Wallahualam Bishawab




Referensi :

https://quran.kemenag.go.id/

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20171123161240-78-257630/riset-menyatakan-generasi-milenial-susah-tajir


bottom of page