Terkadang pengusaha mikro dan kecil menganggap laporan keuangan terlalu ribet dengan alasan tidak sempat belajar, yang penting jualan, yang penting profit, kalau dikantong , dilaci, dikaleng, didompet atau direkening ada uang, ya namanya udah untung, udah cukup, buat apa laporan keuangan?!
Sah-sah saja kalau ada anggapan laporan keuangan ribet, karena memang belum tahu cara mudahnya, wajar sih, secara kalau belajar ekonomi atau manajemen keuangan, mulai dari istilahnya saja sudah bikin mulut menguap, apalagi mulai menghitung, rasanya ngantuk.
Sebenarnya belajar itu sangat nikmat, termasuk belajar tentang laporan keuangan, yang ada malah semangat, karena manfaat dan fungsi laporan keuangan itu sangat banyak. Lebih baik belajar laporan keuangan untuk memprediksi bisnis perusahaan kedepan, daripada belajar meramal nasib perusahaan menggunakan hal-hal yang mistis dan horor.
Satu Contoh Manfaat Laporan Keuangan
Secara mendasar dan paling umum, salah satu bagian laporan keuangan adalah laporan laba atau rugi, laporan tersebut dibuat secara hierarki, paling atas adalah penjualan atau pendapatan, dibawahnya harga pokok penjualan, dibawahnya lagi biaya-biaya, dibawahnya lagi profit atau laba atau laba kotor atau bisa jadi malah rugi, setelah dikurangi pajak lagi, bisa disebut sebagai profit bersih.
Urutan hierarki seperti itu ada maksud dan makna dibelakangnya, Penulis melihat urutan pengusaha dalam berbisnis ya seperti itu urutannya, saat baru memulai usaha, langsung gas dipenjualan, mau pakai promosi, mau pakai direct sales yang jelas penjualan ditahun pertama harus dapat, harus pecah telur, harus bisa dapat konsumen, walaupun dapat harga barang modalnya masih mahal, walaupun harus mengeluarkan biaya yang cukup banyak. Tahun pertama biasanya berat kan.
Urutan berikutnya kan HPP alias harga pokok, harga barang yang kita beli untuk jualan, di tahun pertama biasanya supplier barangnya belum percaya jadi dikasih harga mahal deh, nah di tahun kedua coba negosiasi lagi atau cari supplier barang yang lebih murah, toh yang dibeli kan mulai banyak sesuai dengan meningkatnya penjualan, walhasil tahun kedua bisa mulai mencatat laba operasional namanya.
Masuk tahun ketiga mulai biaya-biaya bisa dikurangi karena sudah belajar efisensi dan efektifitas dalam berusaha, maka tahun ketiga bisa dapat profit, mulai bisa nafas enak nih, sudah mulai mengincar aset tetap nih, seperti tanah dan bangunan.
Penutup
Jadi mudah kan kalau mengerti laporan keuangan apa yang mesti dilakukan, itu kalau hitungannya tahunan, hitungan bulanan pun sama, hierarkinya akan seperti itu, tergantung bidang usaha atau bidang bisnisnya, itu masih bagian sangat kecil dari laporan keuangan, bagian lainnya dengan manfaat dan fungsinya masih banyak, tidak rugi deh kalau mengerti laporan keuangan.
Mulai sekarang jangan abaikan laporan keuangan, masa masih belum penasaran apalagi manfaatnya laporan keuangan?, memang sih laporan keuangan tidak penting, tapi sangat penting.
Wallahu a'lam bishawab