top of page
Gambar penulisWimpow Panjaitan

Ekonomi - Skema Ponzi dan Sistem Riba

Diperbarui: 4 Jun 2023

Mungkin sebenarnya skema ponzi sudah lama dilakukan oleh orang-orang tertentu sejak dahulu kala, baik diperkotaan maupun dipedesaan, asumsi Penulis selalu mengatakan ketika bisnis tanpa Syariah atau agama, maka bisnis selalu dilakukan dengan cara licik.


Namun memang secara "resmi" skema ponzi ditemukan oleh Charles Ponzi pada abad ke-20, yang berasal dari negara Amerika Serikat.


Praktik Skema Ponzi

Dalam skema ponzi prinsip "gali lubang tutup lubang" berlaku, sebagian uang yang diperoleh dari "investasi" orang-orang, akan digunakan untuk membayar komisi merekrut "investor" baru, dan sebagiannya lagi akan dimasukkan kedalam keuntungan perusahaan.


Padahal bisnis yang dijalankan tidaklah seberapa menghasilkan, bahkan tidak ada bisnis sama sekali yang dijalankan. Semakin awal "investor" bergabung dengan paket yang semakin eksklusif, maka semakin banyak uang yang akan diperoleh, sehingga lama-kelamaan akan membentuk piramida, banyak dibawah, semakin sedikit atau semakin mengerucut keatas.


Skema ponzi dalam perkembangannya dikenal dengan istilah Multi Level Marketing (MLM), marketing "dari mulut ke mulut", dengan komisi berjenjang.


Kehebohan dan propaganda keuntungan yang melimpah membuat skema ponzi menelan banyak korban, dan bertahan cukup lama, namun tentu ketika akhirnya tidak ada "investor' yang bergabung lagi, maka tidak ada uang yang bisa digunakan, karena memang tidak ada keuntungannya, hanya uang orang-orang saja yang diputar-putar, "gali lubang tutup lubang" cara modern.


Bagaimana Dengan Sistem Riba?

Jika skema ponzi, tidak ada keuntungan yang diperoleh, hanya uang orang-orang yang diputar, maka dalam sistem riba, ketika uang yang diedarkan kemudian dibebankan riba, maka pembayaran ribanya tidak akan pernah ada, kecuali dengan mencetak uang baru.


Dengan kata lain keuntungan riba diperoleh dari sesuatu yang tidak ada, semakin berputar uangnya, maka semakin menuntut adanya roda perekenomian yang cepat, sehingga kemudian akan semakin banyak uang yang beredar, dan terus menerus berputar seperti itu, berulang-ulang.


Lama-kelamaan seperti bubble, ekonomi sebenarnya kosong dan lemah, rentan sekali meletus, rapuh dan tidak bisa diandalkan, tapi pada kenyataannya sistem riba bukannya dihentikan, tetapi semakin canggih dan modern, dengan berbagai solusi "tambal sulam", satu titik ditambal, titik lain terbuka.


Karena jika sistem riba dihentikan, maka kebobrokan dan kehancuran pihak-pihak yang menguasai sistem riba akan terjadi dengan cepat.


Wallahu a'lam bishawab



bottom of page