top of page
Gambar penulisWimpow Panjaitan

Tiga Kategori Akad Muamalah Maliyah

Diperbarui: 31 Mar 2023

Sahabat mungkin tidak familiar mendengar kata 'Muamalah Maliyah' atau 'Akad', selain 'Akad Nikah', tapi mungkin akad kredit sudah biasa terdengar, apalagi kalau pernah mengalami, akad kredit memang salah satu akad, maka akad muamalah maliyah adalah akad yang berkaitan dengan harta seseorang dengan orang lain termasuk badan hukum dengan badan hukum.


Sebenarnya tidak sulit memahami Muamalah Maliyah, mudahnya cuma ada tiga kategori besar akad Muamalah Maliyah.


Sebelum dibahas apa saja akad Muamalah Maliyah itu, Sahabat perlu mengetahui bahwa Rasulullah Solallohu alaihi wasalam pernah bersabada :


"Akan datang suatu masa pada umat manusia, mereka tidak lagi peduli dengan cara untuk mendapatkan harta, apakah melalui cara yang halal ataukah dengan cara yang haram." (HR Al-Bukhari)

Kapan terjadinya masa tersebut? wallahu a'lam bishawab, bisa sedang terjadi, bisa masih terjadi, atau saat ini terjadi, yang jelas belajar Muamalah Maliyah itu memang sangat penting. Lalu apa saja tiga akad Muamalah Maliyah itu? :


Kategori #1: Akad Fardhu


Akad Fardhu merupakan akad yang wajib Sahabat lakukan, misalnya Zakat Mal, setelah harta Sahabat telah memenuhi ambang batas kena Zakat dan sudah satu tahun Hijriyah tersimpan, maka Sahabat wajib menunaikan Zakat, selain Zakat Mal, ada Zakat Perdagangan dan Zakat Pertanian.

Kategori #2: Akad Tabarru


Akad Tabarru adalah akad tolong menolong, akad tabarru merupakan akad yang paling banyak, sayangnya dalam ekonomi sekuler, akad tabarru ini justru dikomersialkan, makanya tidak heran ekonomi sekuler menghisap keuntungan dengan luar biasa sadisnya. Salah satu akad tabarru adalah akad kredit (Qardh) atau akad utang piutang, akad yang saat ini banyak digunakan dalam dunia perbankan, akad yang seharusnya menjadi tolong menolong tanpa pamrih, justru menjadi sumber pendapatan utama dengan kompensasi bunga berupa riba, anggapannya riba sama dengan keuntungan pada jual-beli, padahal sangat berbeda sekali.


Selain Akad Qardh ada Akad Hibah, Hadiah, Sedekah, Akad Rahn (Gadai), Akad Wadiah (Titip), Akad Kafalah (Menjamin), Akad Hawalah (Ambil Alih Utang), Akad Sharf (Tukar Menukar Uang), belum lagi Wakaf. Semua Akad Tabarru tersebut juga ada dalam lembaga keuangan dan perbankan, dengan bahasa dan kata yang berbeda, namun wujudnya sama, hakikatnya sama, yang membedakan adalah adanya keuntungan yang mereka ambil dari Akad Tabarru tersebut.


Kategori #3: Akad Mu'awadhah


Inilah akad yang memang harus mencari keuntungan, Akad Mu'awadhah adalah akad komersial, jadi kalau menginginkan keuntungan, ingin bisnis, ingin berusaha maka gunakan Akad Mu'awadhah, maka fair, sama-sama menguntungkan.


Satu Pihak memiliki uang, kemudian butuh suatu barang, maka Pihak yang lain yang memiliki barang, kemudian menjualnya, terjadilah jual-beli atau Akad Tijarah, pertukaran barang halal dan bermanfaat dengan uang, fair. Selain Akad Tijarah ada Akad Ijarah atau Sewa Menyewa, selanjutnya Akad Nisbah atau Atau Akad Bagi Hasil seperti Mudharabah dan Musyarakah, kemudian Akad Jualah atau Akad berdasarkan prestasi termasuk Akad Samsarah seperti Reseller saat ini. Dari keempat akad utama tersebut yaitu Akad Tijarah, Ijarah, Nisbah dan Jualah, banyak sekali bentuk turunannya, sehingga rezeki harta setiap manusia tetap terjamin dan berjalan dengan adil, tanpa harus menghisap harta orang lain dengan akad tabarru.


Sebelum Akad Mu'awadhah terdapat Akad Perusahaan, baik secara Syaksi (Perorangan) maupun secara Syirkah (Bersama-sama).


Penutup


Sebagai penutup, mudahnya Akad Muamalah Maliyah ada tiga, yang pertama Akad Fardhu atau Akad yang Wajib, kedua Akad Tabarru atau Akad Tolong-Menolong, ketiga Akad Mu'awadhah atau Akad Komersial.

Wallahu a'lam bishawab

bottom of page